Kegelisahan produsen pakan dan semua yang berhubungan dengan hal tersebut menjadi berita besar bagi petani ikan jaring apung di cirata dan jati luhur.Karena biaya produksi serta modal menjadi meningkat dan kerugian bertambah disaat kondisi air dan kesehatan ikan.
Disamping itu,saya melihat beberapa kekurangan para petani ikan mas yang tidak tepat mengalokasikan anggaran modalnya,sehingga disaat ada perubahan yang mendadak,semua menjadi panik.
Setelah sekian lama berpikir,ternyata kenaikan harga pakan ikan tidak berpengaruh banyak bila :
- Segi kepengurusan ikan dalam keadaan normal dan terhindar dari penyakit
- Menekan kerugian ikan dari berbagai aspek,diantaranya:
- Lokasi keadaan jaring apung yang kurang tepat
- Kondisi Qualitas Pakan ikan
- Karyawan (SDM) yang kurang baik
- Harga pasar yang tidak stabil
- Penyakit ikan dan kondisi air
- Benih ikan yang kurang proporsional
- Kematian ikan karena arus balik
Mari kita menghitung berapa harga pokok produksi sebenarnya :
- Pakan 2000 kg x Rp.7.400= Rp.14.800.000
- Benih 75 kg x Rp.30.000 = Rp.2.250.000
- Hasil Panen 1.075 kg x Rp.17.500 = Rp.18.812.500
- HPP= rp.15.800
- Keuntungan Rp.1.762.500 (FCR 50%) / kolam
- keuntungan Rp.17.500 - Rp.15.800 = Rp. 2.300 /kg
- HPP ( harga pokok produksi )
- FCR (Feed convertion ratio/target produk)
Semoga para petani ikan di jaring apung dimanapun bisa lebih memperhatikan hal-hal yang cukup mendasar ini,dan menghindari kerugian sebagaimana mestinya.