Kondisi 3 Bendungan Citarum di Musim hujan Maret 2010





Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketahanan dan keselamatan tiga bendungan, yakni Saguling, Cirata dan Jatiluhur, dalam menampung air hujan yang belakangan ini intensitasnya sangat tinggi. Hal itu diungkapkan Kabid Rekayasa Teknik Dinas PSDA (Pusat Sumber Daya Air) Provinsi Jabar Suardi Natasaputra kepada "PRLM" di Bandung, Senin (22/3).
"Ketiga bendungan berada dalam kondisi yang baik. Saat ini air di ketiga bendungan memang meninggi karena curah hujan yang tinggi. Namun, itu tidak sampai meluber karena ada spillway yang melimpahkan air ke hilir," ujar Suardi menjelaskan. Spillway (bangunan pelimpah), tegasnya, merupakan komponen penting yang berperan dalam proses pelimpahan air.
Dia menuturkan, pendesainan awal bendungan sudah memperhitungkan semua kondisi, termasuk saat intensitas hujan tinggi. Dalam hal ini, lanjutnya, menerima limpahan air hujan yang besar, bangunan pelimpah pada tiap bendungan langsung melimpahkan air ke hilir, sehingga tidak meluap. Tambahan pula, kekuatan fisik ketiga bendungan cukup tangguh dalam merespons kondisi cuaca yang ada saat ini.
Untuk mencegah terjadinya kegagalan bangunan bendungan, maka PSDA bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, dan masyarakat pengguna air sangat peduli dengan kehandalan dan keselamatan bendungan. Oleh karena itu, untuk menghindarkan kerugian akibat bobolnya bendungan, pihaknya secara reguler melakukan pemantauan bendungan.
Sampai saat ini, berdasarkan data hasil pemantauan, kata Suardi, keadaan tiga bendungan tersebut berada dalam kondisi normal dan berfungsi dengan baik.
Hal yang dipantau, diantaranya: air waduk, getaran, kecepatan angin, suhu rembesan, air tanah, gerakan, pergeseran bendungan, dan curah hujan.
Dijelaskannya, secara konsep, bendungan direncanakan dan dibangun untuk mendapatkan tampungan air, yang dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti: irigasi, pembangkit tenaga listrik, dan pengendalian banjir.
Untuk keperluan ini, ketahanan bangunan saat awal perancangan sudah diperhitungkan dengan sebaik-baiknya.
Sementara itu, dihubungi terpisah, pengamat lingkungan Sobirin yang juga Ketua Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) mengatakan, perancangan bendungan memang sudah didesain
sedemikian rupa, sehingga saat hujan besar turun, air yang ditampung oleh ketiga bendungan akan dialirkan ke hilir melalui bangunan pelimpah. Oleh karena itu, tinggi permukaan air pada bendungan akan selalu terjaga. "Bendungan dibangun dengan mengadaptasi sejumlah kondisi, seperti intensitas hujan yang tinggi," kata Sobirin.
Info PR.com

No comments:

Belajar dari Sejarah dan Pengalaman Pahit

“ A lesson is repeated until learned. – Pembelajaran akan terus berlangsung sampai kita dapat memetik hikmahnya.” Anonym Setiap saat dan s...

Followers